KOTA
KALONG DAN TRADISI Pattaungeng
Kabupaten soppeng adalah salah satu Kabupaten
di provinsi
Sulawesi Selatan, Indonesia.
Ibu kota
kabupaten
soppeng terletak di Watansoppeng. Kabupaten soppeng memiliki luas
wilayah 1.500,00 km2 dan berpenduduk sebanyak kurang lebih
223.826 jiwa pada tahun 2010. Bukan hanya itu soppeng memiliki banyak keunikan
terutama soppeng juga terkenal dengan sebutan Kota Kalong atau Kota Kelelawar
karena tidak heran jika soppeng memang dijuluki sebagai Kota Kalong sebab kelewar
banyak mendiami kota tersebut yang menariknya kelelawar banyak terdapat dipusat
Kota Soppeng atau bisa dikata ditengah kota yang penduduknya berlalu-lalang
yang lebih menariknya kelelawar dipusat Kota soppeng tersebut tidak terganggu
dengan aktivitas manusia begitupun sebaliknya.
Saya bangga bisa lahir ditanah kelahiran
saya yakni watansoppeng, karena begitu banyaknya kebudayaan yang dimiliki dan
kemakmuran masyarakat soppeng membuat saya sangat betah bisa menjadi salah satu
penduduk soppeng. Serta saya sangat merasa ikut berperan aktif melestarikan
kebudayaan soppeng. Terlepas dari itu Kota Soppeng juga memiliki berbagai
macam kearifan lokal yang salah satunya adalah Pattaungeng. Kebudayaan Pattaungeng merupakan kebudayaan yang
secara turun-temurun menjadi tradisi yang selalu dilakukan saat musim
kekeringan melanda Kota Soppeng. Kebudayaan tersebut merupakan kebudayaan yang
dianggap sakral oleh masyarakat soppeng sendiri.
Warga
bersama Pemerintah Kabupaten Soppeng pada tahun 2016 lalu melaksanakan ritual
adat pattaungeng di sumber mata air Ompo. Satu-satunya sumber air yang
dimanfaatkan masyarakat Soppeng untuk memenuhi kebutuhannya. Namun, mata air
Ompo pada tahun lalu mulai mengering. Lantaran itulah, warga Soppeng menggelar
ritual adat pattaungeng yang merupakan kearifan lokal warisan
leluhur Kerajaan Soppeng.
Dalam ritual
itu, masyarakat akan mempersembahkan kepala sapi yang diletakkan di kotak bambu
dan di dalamnya turut diberi sesajen. Tak hanya itu, saat ritual tersebut
dihadirkan sejumlah makanan khas masyarakat Bugis Soppeng beserta tiga nasi
berbahan pokok ketan, yakni beras ketan hitam, putih, dan merah. Kepala Sapi
dan beberapa sesajen termasuk tiga warna nasi dari beras ketan itu kemudian
dilarung ke Sungai Ompo dengan tujuan sebagai penghormatan kepada roh leluhur.
Terlibat dalam prosesi sakral itu tokoh adat yang dikenal sebagai orang pintar
di kampung tersebut.
Akan tetapi
walaupun budaya masih sangat dipengang erat tidak selalu harus dikaitkan dengan
hal-hal gaib karena kebudayaan ini memang lebih murni untuk menggambarkan
kelestarian budaya yang ada disoppeng. Bagitulah penuturan yang pernah
diutarakan Wakil Bupati Soppeng Supriansyah Mannahawu yang hadir pada kegiatan
adat tersebut.
“Bagaimana
tanggapan bapak terkait teradisi pattaungeng yang sekarang diselenggarakan di
Kawasan Omppo?” Tanya salah seorang wartawan pada tahun lalu.
"Ritual
ini sejak dulu memang sudah dilakukan oleh nenek kita, jadi saya harap tidak
dikaitkan dengan hal-hal lain. Karena ini murni sebagai upaya melestarikan adat
istiadat yang ada di Kabupaten Soppeng," kata dia.
Adapun
berkurangnya debit air di kawasan wisata alam Ompo, menurut Supriansyah, disebabkan
banyak faktor. Di antaranya saat ini sumber mata air Ompo bertambah fungsi,
yakni dijadikan konsumsi masyarakat melalui pipa Perusahaan Air Minum Daerah
(PDAM). Padahal, sebelumnya, hanya digunakan untuk permandian saja.
"Saat
ini air Ompo dialirkan ke masyarakat Soppeng, jadi wajarlah jika debit air Ompo
mulai berkurang. Semoga tradisi pattaungeng yang kita laksanakan ini membawa
banyak kebaikan dan terjaga sampai generasi selanjutnya," Wakil Bupati
Soppeng itu mengungkapkan.
Saya juga
begitu sangat tertarik dengan kebudayaan soppeng yang satu ini karena walaupun
sekarang sudah memasuki zaman modernisasi namun, soppeng tetap mempertahankan
kebudayaan yang dimilikinya secara turun-temurun. Saya sebagai generasi penerus
bangsa terutama kota soppeng tertantang untuk lebih melestarikan kebudayaan
yang ada didaerah saya yakni soppeng. Dengan melestarikan kebudayaan soppeng
yang ada maka saya akan lebih mencintai daerah saya karena saya merasa begitu
bersyukur bisa lahir disoppeng.
Pesan saya
untuk masyarakat soppeng cintailah daerahmu karena begitu banyak potensi alam
dan keanekaragaman yang dimiliki. Bagi saya keunikan dari setiap daerah itulah
merupakan harta dan warisan dari nenek moyang yang sangat perlu untuk dijunjung
tinggi. Maka dengan adanya keunikan dan keanekaragaman tersebut bisa lebih
mendorong soppeng menjadi daerah yang tidak hanya subur dan makmur tapi bisa
saling menjaga toleransi antara sesama. Maka kalian patut untuk kesoppeng!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar