Jumat, 03 November 2017

Cerpen Fiksi Remaja Karya Sendiri




Teman Dalam Sunyi

Entah apa yang aku lihat, sosok indah bercahaya tak pernah ku duga dia datang tiba-tiba menyeruak kedalam dunia ku tapi entah dunia yang ku tempati ini seraya berbeda seakan aku berada didunia yang asing dunia yang tak nampak meyakinkan untuk ku pijak. Perlahan-lahan sosok itu nampak menghilang dan tak lama dari kejauhan seakan aku melihat seorang yang tengah berdiri menengok ke arah ku seraya tersenyum lepas entah senyum apa yang ia gambarkan. Aku mulai sadar aku mungkin tengah berhalusinasi didunia fantasi namun itu nampak nyata. Entah mengapa hari-hari ku berikutnya seakan seolah seperti misteri selalu menemui sosok indah bercahaya itu apa kah itu malaikat yang membawa kabar bahagia atau bahkan kabar buruk yang aku tak tahu apa?. Apakah itu sebuah teka-teki belaka, entahlah.
Gadis yang tengah beranjak dewasa hari-hari yang sebelumnya ia lalui dengan biasa-biasa saja selayaknya gadis seusianya. Sebut saja ia Pelita Embun Cahyani yang kerap disapa Embun yang mulai merasa hari-harinya aneh. Setiap kali ia merasa bermimpi bertemu dengan sosok yang tinggi seperti seorang lelaki namun ia nampak bercahaya, namun yang ia rasa sebuah mimpi ternyata itu nyata terjadi, setiap pagi ia selalu terdiam di kamarnya menanti lagi sosok itu tiba tersenyum begitu tulus kepadanya. Embun selalu merasa tenang jika ia datang dan tak pernah merasakan sebuah kesepian.
Kemudian sosok itu pun benar datang sosok yang ia tunggu-tunggu, kemarin-kemarin Embun tak pernah bicara bahkan bertanya siapa dia tapi pagi itu merupakan sebuah keberanian seorang gadis jelita yang begitu tulus ingin mengenal sosok yang tak tau entah datangnya dari mana.
“Hayy... Kamu siapa?” Melangkah mendekat ke arah sosok itu yang berdiri pas didepan sudut ruangan dekat jendela. Tak ada jawaban yang Embun dapatkan.
“Maaf apa sebenarnya yang ingin kamu sampaikan pada ku setiap kali akhir-akhir ini saat kamu datang kedalam hari-hariku.” Tambahnya
Sosok itu tak pernah mengubris yang membuat Embun semakin mendekat hingga ketukan pintu menghentikan langkahnya. Embun pun menengok ke arah ketukan itu yang berulang kali ia dengar. Saat pintu terbuka tenyata itu mamanya sendiri.
“Mama kenapa ngetuk pintu berulang kali?”
“Mama hanya merasa aneh dari tadi kamu tidak pernah keluar dari kamar.”
“Enggak emm... ituu annuu apa sihh aku kecapean ma, tadi malam banyak tugas jadi ketiduran dan ternyata udah pagi tapi masih ngantuk.”
“Tapi mama enggak yakin kamu kelihatan gugup apa yang sedang kamu fikirkan? atau jangan-jangan ada sesuatu yang kamu sembunyikan dari mama.” Ucapnya melangkah ingin memasuki kamar anaknya itu
“Enggak ko ma.” Ucap Embun dengan cepat menghadang mamanya.
“Kamu kenapa sih, mama cuman pengen bersihin kamar kamu pasti masih berantakan.”
“Udah ma nanti Embun yang bersihin Embun kan udah besar.”
“Yaudah tapi mama pengen masuk mama penasaran kaya ada yang kamu sembunyikan.” Ucapnya masuk kekamar dan tidak memperdulihkan ocehan anaknya.
“Maa...mama enggak ada apa-apa.” Ucapnya ikut masuk.
Saat mereka sudah diruangan mama embun langsung menuju kearah jendela membuka tirai yang masih tertutup dengan anggun. Sedangkan Embun tak ingin melihat apa yang telah dilakukan oleh mamanya ia malah menutup mata seakan mamanya menemukan sosok itu.
“Pliss... jangan sekarang.” Ucapnya membatin.
“Kamu kenapa kok tutup mata.”
“Emm... Enggak tadi kelilipan iya kelilipan.” Ucapnya seraya membuka mata.
“Yah sudah kamu beresin kamar kamu tu berantakan banget kaya kandang sapi.”
“Ihhh mama iya tapi enggak usah ngeledekin.”
“Hahaha siapa yang ngeledek memang berantakan.” Ucap mama Embun lalu keluar dari kamar.
“Huufff... untung aja.” Ucapnya menarik napas panjang.
“Tapi dia kemana?” Ucapnya terheran-heran.


Saat yang membuat Embun kembali bertanya-tanya apa maksud kehadiran sosok yang tak pernah sepatah kata pun mengungkapkan sesuatu kepadanya itu. Tapi hari-harinya yang sepi sunyi seakan menjadi sesuatu yang berbeda tatkala ada yang menemaninya di dalam kesepian sebab Embun sebenarnya merupakan gadis pendiam yang jarang bergaul bahkan baerbaur dengan teman sekolahnya. Kadang banyak yang menganggap bahwa dirinya itu tidak waras apa lagi semenjak kedatangan sosok itu ia kadang bicara sendiri seperti orang aneh selalu menyendiri dikamar dan bahkan mamanya saja biasa merasa ada perubahan yang aneh tengah menimpah anaknya itu.
Siska teman sekolah Embun yang sangat sering membully bahkan celalu menjahilinya dengan berbagai hal yang meresahkan Embun. Tapi semenjak sosok bercahaya itu selalu datang ia seakan mendapatkan kekuatan menjadi seseorang yang lebih kuat dan lebih tegar bahkan ia sudah bisa melawan semua kejahilan yang dilakukan siska. Mungkin dengan adanya sosok itu yang Embun rasakan adalah sosok yang dikirimkan tuhan sebagai penyemangat bahwa ia tak boleh menjadi anak yang lemah bahkan penakut.
Pada suatu ketika Embun yang sedang beristirahat ditaman saat jam istirahat hampir selesai ia pun memutuskan untuk kembali ke kelas saat sudah berada dikelas ia pun menuju kebangkunya yang berada dibarisan kedua kursi bagian tengah. Namun saat ia ingin duduk tiba-tiba sosok itu kembali muncul dan membuat Embun merasa ada yang ingin kembali ia sampaikan walau ia tak pernah mengatakan apa-apa. Embun pun pergi mengikuti sosok itu saat sudah hampir sampai dilapangan sosok itu seakan menghilang mengikuti angin yang berhembus hanya bisa dirasakan namun tak nampak ia dimana.
Embun pun memutuskan untuk kembali ke kelas saat dikelas teman-temanya sudah ramai namun Embun heran sebab entah apa yang membuat teman-temannya berkerumung yang membuatnya lebih tambah heran yaitu teman-temannya berkerumung bangku tempatnya duduk dikelas. Embun pun kearah bangkunya, ikut berbaur dengan temannya yang entah apa yang sedang mereka saksikan.
“Ada apa ini?” Ucapnya saat sudah sampai di depan kursinya.
“Ini siska ketahuan kasi lem dikursi kamu.” Ucap salah satu murid
“Tapi yang kena ranti.” Ucap murid yang satunya lagi. Ranti merupakan teman segeng Siska yang sedikit lemot atau kadang pikirannya terlalu polos.
“Kok bisa.” Ucap Embun heran.
“Gini tadi aku disuruh sama Siska buat ngecek kamu udah kena jebakan apa enggak, ehh kamu malah enggak masuk kelas.”
“Terus aku capek nunggu kamu jadinya aku duduk tapi akunya salah duduk malah duduk dibangku kamu yang udah dikasi lem sama Siska tapi lebih tepatnya aku lupa kalau itu kursi kamu hehehe.”
Semua orang yang mendengar penjelasan Ranti tertawa bahkan Embun juga ikut tertawa, Namun ia juga kasihan dengan Ranti. Embun pun membantu Ranti yang sedari tadi sudah tak bisa berdiri karena lemnya begitu melekat.
Tak lama pun akhirnya Ranti terbebas dari kondisi yang dari tadi menyiksanya. Ranti pun meminta maaf kepada Embun atas semua perlakuanya dari dulu ia sangat menyesal telah menuruti semua perkataan siska. Sedangkan siska pun dihukum atas kejahilanya itu ia dihukum satu bulan membersihkan toilet karena banyaknya kenakalan-kenakalan yang ia lakukan kepada teman-temannya bukan hanya Embun namun banyak sekelasnya juga yang sering ia Bully.
Semenjak kejadian itu Embun mulai sadar ternyata kehadiran sosok yang selalu datang diwaktu yang tak terduga merupakan pertanda bahwa Allah telah mengirimkan malaikat yang begitu baik menjaga bahkan menghibur ditengah kesedihanya walau ia tak pernah bercerita bahkan mengucapkan satu kata pun hanya dengan senyum yang tulus namun senyum itu mampu membuat Embun kembali semangat. Itulah mengapa Embun sangat bersyukur atas kehadiran sosok yang sangat misterius itu.
Embun sadar bahwa Allah swt memang selalu bersama hambanya yang sabar dan selalu ada saat hambanya mebutuhkan. Allah swt selalu memberikan bantuan baik perantara yang terlihat nyata bahkan yang tak nyata sekali pun. Mungkin begitulah yang dirasakan Embun, ia pun mulai nyaman dengan kehadiran sosok itu yang sekarang telah ia anggap sebagai Teman Dalam Kesunyiannya.


#Tamat#

Rabu, 01 November 2017

Makalah Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk



MAKALAH
KALIMAT TUNGGAL DAN KALIMAT MAJEMUK






Oleh :
kelompok 8
                mila amalya munir                     : 105331114216
                TIARA OCTORA                                 : 105331114116
                MUH. YUSUF MAULANA                 : 105331114016



UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
oktober, 2017





KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul “Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk”. Salawat serta salam kami curahkan kepada Nabi Muhammad saw sebab ia telah membawa kita dari jalan yang gelap menuju ke jalan yang terang benderam. Makalah ini meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat tentang isi dari makalah ini. Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna  bagi kita bersama. Pada bagian akhir, kami akan mengulas tentang berbagai masukan dan  pendapat dari orang-orang yang ahli di bidangnya, karena itu kami harapkan hal ini juga dapat  berguna bagi kita bersama. Semoga makalah yang kami buat ini dapat membuat kita mencapai kehidupan yang lebih baik lagi.





                                                                                                                                                                                                                                  Penulis







DAFTAR ISI

Kata pengantar 
Daftar ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah 
C.     Tujuan 
BAB II PEMBAHASAN 
A.     Apa pengertian dan fungsi kalimat?
B.     Menjelaskan tentang kalimat tunggal?
C.  Menjelaskan tentang kalimat majemuk?
BAB III Penutup 
A.    Simpulan
B.     Saran 
Daftar PUstaka





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam berbahasa, baik secara lisan maupun tulis, kita sebenarnya tidak mengunakan kata-kata secara lepas. Akan tetapi, kata-kata itu terangkai mengikuti aturan atau kaidah yang berlaku sehingga terbentuklah rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan itu dinamakan kalimat. Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas.
Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang  didasarkan pada kaidah yang berlaku. Berdasarkan uraian diatas, maka makalah ini membahas mengenai pola dasar kalimat berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku.
Kalimat yang digunakan dalam berkomunikasi haruslah kalimat yang jelas dan mudah dipahami oleh pendengar/pembaca atau biasa disebut dengan kalimat efektif. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan.
Ketika membaca kerap kali kita menemukan beberapa kalimat yang tidak memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik dan benar. Hal ini bisa disebabkan oleh kalimat yang tidak logis, kacau ataupun bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca akan kesulitan dalam memahami maksud kalimat yang disampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif dengan segala permasalahannya.

      B. Masalah Rumusan
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
                  1.            Apa pengertian  dan fungsi kalimat?
                  2.            Menjelaskan tentang kalimat tunggal?
                  3.            Menjelaskan tentang kalimat majemuk?
C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
                       1.        Mengetahui arti dan fungsi kalimat.
                       2.        Mengetahui tentang kalimat tunggal.
                       3.        Mengetahui tentang kalimat majemuk.



BAB II
PEMBAHASAN

A.       Pengertian Kalimat dan Fungsi Kalimat
1.      Pengertian Kalimat
Kalimat oleh beberapa pakar didefenisikan atas berbagai pengertian, antara lain:
                                       a          Sultan Takdir Alisyabana menjelaskan bahwa kalimat adalah kumpulan kata-kata yang terkecil yang mengandung pikiran lengkap.
                                       b          Gorys Keraf mengemukakan bahwa kalimat adalah bagian ujaran yang didahului dandan diikuti oleh kesenyapan. Sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap.
                                       c          Fachruddin A.E mendefenisikan bahwa kalimat adalah kelompok kata yang mempunyai arti tertentu, terdiri atas subjek dan predikat yang tidak tergantung pada suatu kontruksi gramatikal yang lebih besar.

Berdasarkan pengertian di atas, maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa kalimat adalah kumpulan kata yang memiliki pengertian lengkap dan dibangun oleh kontruksi fungsional dan tidak tergantung pada kontruksi gramatikal yang lebih besar atau Kalimat adalah satuan bahasa yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan secara lengkap. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf  latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia Kalimat adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan; Dari segi liuistik kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa.

2.      Fungsi Kalimat
                                         a        Membentuk kata-kata yang mengandung pikiran lengkap.
                                         b        Penyampaian pikiran dapat efektif jika kalimat dan wadahnya menjadi efektif.
                                         c        Menyampaikan pikiran secara jelas sehingga mencapai sasarannya.
                                         d        Kalimat yang terpadu menjadi sarana pengembangan pikiran-pikiran yang efektif dan jelas maknanya.
                                         e        Menyelaraskan isi pikiran penulis dengan struktur kalimat yang benar sesuai kaidah bahasa Indonesia.

B.       Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu inti kalimat atau satu klausa. Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat-kalimat yang panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana dan dapat juga ditelusuri pola-pola pembentukannya. Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah:

* KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja)
Contoh: Victoria bernyanyi
. S P
* KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat)

1. Unsur – unsur Kalimat Tunggal
Inti suatu kalimat dibentuk subjek, predikat, objek dan pelengkap.
2. Jenis – jenis Kalimat Tunggal
a. Kalimat Nominal
Kalimat Nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.
b. Kalimat Verbal
Kalimat Verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.
3. Perluasan Kalimat Tunggal
Unsur – unsur kalimat tunggal dapat diperluas. Perluasan kalimat tunggal dapat dilakukan dengan cara
berikut.
a.       Menambahkan unsur baru di samping unsur yang telah ada. Yakni Keterangan.
b.      Memperluas unsur – unsur yang telah ada.

Contoh kalimat tunggal:
a.       Nenekku masih cantik
b.      Burung-burung itu bernyanyi sepanjang hari
c.       Bacalah keras-keras
d.      Siapa nama dosen linguistik yang cantik itu?

Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdidiri dari satu pola kalimat, yaitu terdiri dari subjek, satu predikat, dan bisa dilengkapi dengan objek dan keterangan.
Contoh:                                                                                                        
1.      Kakak berlari
2.      Pak arman makan bakso
3.      Pak arman makan bakso di kantin
Perluasan kalimat tunggal dapat dilakukan di antara keterangan tempat, keterangan waktu, keerangan alat, keterangan caradan sebagainya.
Perhatikan contoh berikut.
1.      Amir bermain sepak bola di lapangan
2.      Paman mengunjungi kami kemarin
3.      Ibu menjahit pakaian dengan rapi
C.       Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola atau lebih. Kalimat majemuk ini terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Cara membedakan anak kalimat dan induk kalimat yaitu dengan melihat letak konjungsi. Induk kalimat tidak memuat konjungsi di dalamnya, konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat.
Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghunbung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Jenis-jenis kalimat mejemuk adalah:
Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 4  jenis, yaitu:

                          1.         Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Kalimat ini terbentuk dari kalimat tunggal yang digabungkan dan masing-masing kalimat masih dapat berdiri sendiri sehingga pola kalimatnya tetap sederajat.
Contoh:- Kami mencari bahan dan mereka meramunya.
Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunbggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat.
Berdasarkan kata penghubungnnya(konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam yakni:
Jenis
Konjungsi
Penggabungan
Dan
Penguatan/penegasan
Bahkan
Pemilihan
Atau
Berlawanan
Sedangkan
Urutan waktu
Kemudian, lalu, lantas

Contoh:
1.      Jumiten pergi ke pasar. (kalimat tunggal 1)
2.      Dedi berangkat ke bengkel.(kalimat tunggal 2)
Jumiten pergi ke pasar sedangkan dedi berangkat ke bengkel. (kalimat majemuk)
                          2.         Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)
Kalimat majemuk bertingkat terdiri atas satu suku kaliamat bebas dan satu suku kalimat yang tidak bebas. Kedua kalimat tersebut memiliki pola hubungan yang tidak sederajat. Bagian yang memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk kalimat). Bagian yang lebih rendah kedudukakannya disebut dengan klausa sematan (anak kalimat).
Contoh:- Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.
Kalimat majemuk yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat.
Berdasarkan kata penghubungnnya(konjungsi), kalimat mejemuk bertingkat terdiri atas sepuluh macam, yaitu:
Jenis
konjungsi
Syarat
Jika, kalau, manakala, andaikata, asal(kan)
Tujuan
Agar, supaaya, biar
Perlawanan (konsesif)
Walaupun, biarpun, kedati(pun)
Penyebabban
Sebab, karena, oleh karena
Pengakibatan
Maka, sehingga
Cara
Dengan, tanpa
Alat
Dengan, tanpa
Perbandingan
Seperti, bagaikan
Penjelasan
Bahwa
Kenyataan
Padahal

Contoh :
                                                      1.            Kemarin ayah mecuci motor.(induk kalimat)
                                                      2.            Ketika matahri berada di ufuk timur. Anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu.
·         Ketika matahari berada di ufuk timur, ayah mencuci motor. (kalimat majemuk bertingkat cara 1)
·         Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur.( kalimat majemuk bertingkat cara 2)

                          3.         Kalimat Majemuk Rapatan
Kalimat majemuk rapatan yaitu gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena subjek., predikat, atau objeknya sama, maka bagian yang sama hanya disebutkan sekali.
Contoh:
1.      Pekerjaannya hanya makan.(kalimat tunggal 1)
2.      Pekerjaannya hanya tidur. (kalimat tunggal 2)
3.      Pekerjaannya hanya merokok.(kalimat tunggal 3)
·         Pekerjaannya hanya makan, tidur, dan merokok. (kalimat majemuk rapatan)

                          4.         Kalimat Majrmuk Campuran
Kalimat majemuk campuran yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk bertingkat. Sekurang-kurangnnya terdiri dari tiga kalimat. Contoh:
1.      Roni bermain dengan Kevin. (kalimat tunggal 1)
2.      Rina membaca buku di kamar kemarin (kalimat tunggal 2)
3.      Ketika aku dating ke rumahnya(anak kalimat sebagai penggati waktu)
·         Toni bermain dengan Kevin, dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku dating kerumahnya. (kalimat majemuk campuran).




BAB III
PENUTUP

       A.    Simpulan
Kalimat adalah kumpulan kata yang memiliki pengertian lengkap dan dibangun oleh kontruksi fungsional dan tidak tergantung pada kontruksi gramatikal yang lebih besar atau Kalimat adalah satuan bahasa yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan secara lengkap.
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu inti kalimat atau satu klausa. Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana.
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola atau lebih. Kalimat majemuk ini terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Cara membedakan anak kalimat dan induk kalimat yaitu dengan melihat letak konjungsi. Induk kalimat tidak memuat konjungsi di dalamnya, konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat.

      B.Saran
Sebaiknya kita memahami dengan seksama dan bena tentang bahasa indnesia yang memiliki berbagai ragam bahasa supaya dalam proses kegiatan belajar mengajar teradisi komunikasi yang baik dan tepat penggunaan bahasanya antara pendidik dengan peserta didik.





DAFTAR PUSTAKA

           http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat/   



Syamsuri, Andi Sukri. 2014. ”bahasa Indonesia mata kuliah dasar umum”. Makassar: Pustaka Lontara.