Jumat, 07 Desember 2018

Naskah Film Pendek durasi 10 menit | Cerita Fiktif | Senyum Terakhirmu


SENYUM TERAKHIRMU

Sudah lama senyum itu terenggut dari bibirnya—Semenjak kejadian nahas itu. Hari-hari yang terlewati sama saja yang dirasakan oleh perempuan berambut sebahu itu, tidak ada yang berubah setelah kejadian 2 tahun silam. Sudah sekian kali tempat ini selalu menjadi tempat yang selalu membuatnya ingin kembali sebelum kajadian itu benar-benar merubah semuanya. Ayunan yang tergantung di pohon yang rindang ia duduk disana digenggamnya kuat tali yang menggantung itu perasaannya masih sama—ia hanya mampu merasakan—Tak bisa ia lihat hanya gelap emosinya tak terkontrol perlahan air bening jatuh dari kelopak matanya. Ia terisak hingga seseorang datang dan menyentuh pundaknya.
“Jangan ditahan keluarkan apa yang membuatmu terbeban, sudah dua tahun kamu hanya bersikap tenang, hanya waktu sehari setelah kejadian itu kamu menangis.”Ucapnya menenangkan tetapi tangannya masih setia dipundak gadis itu.
“Aku tau kamu Rapuh,Ta.”
Gadis itu bernama Jelita hidupnya berubah setelah kecelakan—Tabrakan yang dialaminya membuat penglihatanya tidak berfungsi lagi bahkan ia divonis oleh dokter tidak dapat melihat kembali, Tetapi dokter juga mengatakan masih ada sedikit kemungkinan jika didapatkan pendonor yang tepat walau itu kemungkinannya kecil .
“Aku nggak apa-apa.” Suara Jelita lirih.
“Kamu nggak perlu menutupi itu, Jelita.”Sanggahnya, “Menangis bukan membuatmu lemah setidaknya kamu mengobati rasa tertekanmu.” Tambahnya, kemudian cowok itu berjalan kedepan Jelita berhadapan dengannya dan ia berlutut. Tangannya bergerak menyentuh pipi jelita yang sudah dari tadi dialiri air mata—perlahan menghapusnya sentuhan itu membuat Jelita tersentak kaget.
“Bukannya kamu memintaku menangis?”
“Iya, tapi tangisanmu saja kamu ragu untuk mengeluarkannya bagaimana bisa kamu menghapus beban itu?” Cowok itu menatap iba.
“Apa kamu tidak mau belajar untuk tersenyum semenjak kejadian itu kamu tak pernah tersenyum kembali kamu hanya bersikap tenang.” Tambahnya lagi.
“Kenapa kamu masih setia menemaniku Vid?”
“Karena aku mengikuti kata hatiku.” Ucap cowok yang bernama David sembari menggenggam tangan Jelita.
“Stop, Vid jangan karena kamu kasihan.” Jelita melepas genggaman David.
“Aku tulus.”
“Aku capek, ayo pulang!” Jelita mencoba berdiri dari ayunan dengan sigap David membantunya.
“Kapan kamu sadar aku benar-benar menyukaimu.” Batin David
Mereka pun akhirnya sampai dirumah Jelita, suasana yang begitu sepi karena kedua orang tuanya bercerai dan Jelita ikut dengan Ayahnya yang begitu sibuk hingga kadang jarang berada di rumah sedangkan Ibunya ia sudah menikah kembali meski begitu ia juga tidak pernah telat untuk memberikan perhatian kepada Jelita walau hanya lewat telepon tapi bukan itu yang dibutuhkan Jelita kehadiran ibunya setiap saat disisinya yang begitu ia inginkan.
“Non, udah pulang?” Ucap Bi Yuyun, pembantu rumah tangga yang sudah bertahun-tahun bekerja di rumah Jelita.
“Iya Bu.”
“Jangan menolak saya panggil ibu sudah lama saya tidak pernah mengucapkan kata itu.” Pinta Jelita.
“Enggak kok non, terserah non saja.” Ucap Bi Yuyun membantu Jelita duduk di sofa diikuti David.
“Duduk, den.” Yang kemudian dibalas senyum oleh David lalu duduk di sofa pas didepan Jelita.
“Bu bisa duduk didekat Jelita?” Tanpa waktu lama Bi Yuyun langsung duduk kemudian merangkul Jelita seolah menggantikan peran Ibu Jelita.
“Non dari mana saja jalan-jalannya dengan den David?”
“Di taman dekat rumah.”
“Bibi sudah menduga, dari dulu non sangat suka sekali tempat itu.”
“Iya, disana banyak kenangannya.”
“Yang sabar yah, non.” Bi Yuyun tidak dapat menahan air matanya.
“Seandainya aku nggak pernah ngalamin ini semua, Seandainya waktu itu mobil taksi yang aku tumpangi tidak tabrakan mungkin kedua orang tuaku masih bersama sampai sekarang.”
“Hussstt... kamu jangan selalu menyalahkan diri sendiri.” David angkat bicara.
“Tapi memang begitu keadaannya, mereka malu punya anak buta.” Ucap Jelita dengan ekspresi tenang seperti dia sudah terbiasa dengan kata itu.
“Buktinya ibuku menikah lagi dan ayahku lebih cinta dengan pekerjaannya.”
“Non, jangan beranggapan seperti itu ayah dan ibu non bercerai karena hubungan mereka memang sudah tidak bisa di pertahankan, ayah non juga sibuk kerja untuk biaya non.”
“Tapi setidaknya mereka ingat aku, aku butuh mereka bukan lewat telepon tapi mereka disampingku sebentar saja mendengar keluhku.”
Ucapan Jelita seketika membuat suasana hening David tak tau harus berkata apa lagi. Memang benar apa yang dikatakan Jelita, ia sangat butuh penguat yang diharapkan dari kedua orang tuanya.
“Bawa aku kekamar, Bi!”
Bi Yuyun dengan hati-hati menuntun Jelita menuju kamarnya, membaringkannya dikasur, menyalimutinya. Bi Yuyun memberikan kehangatan seorang Ibu karena ia begitu menyayangi anak majikannya itu dari dulu dia telah menganggap jelita seperti anaknya sendiri.
Hari dimana Jelita pun jatuh sakit karena beban yang ia rasakan sudah sangat berat untuk ditanggungnya hingga daya tahan tubuhnya menurun. Bi yuyun berniat membawa jelita kerumah sakit. Sebelum itu dia menelpon David terlebih dahulu.
“Hallo, den bisa kesini?”
“.................”
“Non Jelita sakit.”
“.................”
“Baik den.”
Tak lama David pun datang dengan segera ia menggendong Jelita menuju mobilnya diikuti dengan Bi Yuyun. Tak butuh waktu lama mereka akhirnya sampai di Rumah Sakit. Segera Jelita ditangani oleh Dokter yang selalu menanganinya. Tak lama dokter itupun keluar dari kamar rumah sakit tempat Jelita sekarang terbaring.
“Bagaimana, dok?” Ucap David begitu Khawatir
“Mana keluarganya Jelita?”
“Saya keluarganya dok kenapa dengan Jelita?”
“Saya ingin bicara dengan ibu dan ayahnya.”
“Ayahnya ada urusan diluar kota dok, ibunya belum diberi kabar.”
“Tolong hubungi kedua orang tuanya secepatnya karena jelita sangat kritis.”
David termenung dengan perasaan yang syok segera ia menghubungi ibu Jelita dan kemudianya Ayahnya. Tak lama ibunya tiba dirumah sakit sedangkan ayahnya baru diperjalanan dan mungkin dipastikan besok baru ia tiba dari luar kota. Ibu Jelita masuk kemar rawat Jelita ia langsung menangis dari tadi ia menahan air matanya namun melihat kondisi anaknya dari suami pertamannya itu ia merasakan sakit.
“Bangun sayang, Ibu udah datang.” Ucapnya saat sudah berada disamping kasur jelita sembari ia mengusap puncuk kepala anaknya itu. Tidak ada jawaban dari Jelita matanya masih setia terpejam.
“Ayo nak bangun, maafin ibu, hiks... hiks....” Ucapnya terisak
“Sabar tan.” Ucap David yang baru saja masuk dikamar rawat.
“Jelita udah lama pengen banget ibunya berada disampingnya seperti sekarang bahkan lengkap dengan ayahnya.” Ucapan David membuat Ibu Jelita merasa sangat bersalah kepada putrinya.
“Bahkan ia sering ke taman dimana tante dan om dulu sering kesana saat Jelita masih anak-anak hingga remaja, ia begitu berharap orang tuanya bisa utuh kembali.” Jelas David ia tidak melihat rawut wajah ibu Jelita yang sudah dibanjiri air mata, David hanya fokus menatap seseorang yang telah lama mengisi hatinya itu.
“Yang lebih tante tidak pernah tau, Jelita menyalahkan dirinya yang buta bahwa karenanya tante dan om bercerai, dia menganggap kalian berdua malu memiliki anak seperti Jelita hingga kalian memutuskan untuk berpisah.” Kali ini David mengucapkan itu dengan melihat kearah Ibu Jelita.
“Hiks...hiks.. jadi selama ini aku sendiri yang menyiksa anakku dengan permasalahan yang tidak pernah ada sangkut pautnya dengan Jelita.” Ucapnya kemudian ia memeluk anaknya itu dengan mata jelita yang masih saja terpejam.
Besoknya kesehatan Jelita malah tambah parah, Jantungnya sudah begitu lemah mungkin karena makannya serta tidurnya yang tidak teratur serta beban yang selalu mengganggunya. Hingga ia tak mementingkan lagi kesehatannya. Ayah Jelita pun sudah tiba ia segera menemui dokter yang menangani anaknya.
“Dok, apa yang sebenarnya terjadi pada anak saya?” Tanya ayah Jelita saat dia sudah berada di ruangan Dokter yang merawat anaknya itu.
“Begini pak anak bapak sangat tertekan hingga mengganggu kesehatannya, makan dan pola tidurnya tidak terjaga hingga membuat daya tahan tubuhnya lemah, dan dari semalam sampai sekarang ia masih kritis” Ucap dokter menautkan kedua tanganya diatas meja.
Ucapan dokter langsung membuat ayah Jelita ingin segara menemui anaknya. Ia pun sudah berada di ruangan Jelita sekarang. Segera ia memeluk anak semata wayangnya itu dan membuat mantan istrinya yang masih terlelap disofa langsung terbangun.
“Jelita ayo bangun, nak.” Ucapnya menghentikan pelukannya kemudian memegang kedua pipi anaknya itu.
“Mas sudah datang?”
“Ngapain lagi kamu disini sudah puas melihat anakmu terbaring lemah seperti ini.” Tegas Ayah Jelita.
“Mas aku nggak pernah ingin semua ini terjadi.” Sanggahnya, “Kita nggak bole sama-sama egois.” Jelasnya.
“Yang egois itu kamu, selingkuh dengan lelaki lain.” Ucapnya tidak dapat menahan emosi.
“Kamu juga egois mas kamu lebih pilih pekerjaan dari pada keluargamu sendiri.”
“Om, Tante kalian masih bersikap seperti ini kalian tidak kasihan melihat kondisi Jelita sekarang?” Ucap David yang baru saja datang.
Ibu dan Ayah Jelita pun terdiam mendengar perkataan David. David yang baru datang dengan membawa sebuket bunga mawar putih perlahan berjalan mendekati Jelita yang terbaring lemah ditatapnya wanita itu penuh cinta kemudian ia simpan bunga itu disamping Jelita.
“Yang jelita harapkan kalian datang memberikan dukungan untuk kesembuhannya bukan memperdebatkan masalah perpisahan.” Ucap David begitu kecewa.
David ingin melanjutkan perkataanya namun terhenti saat suara yang sudah dua hari tidak ia dengar memanggil namanya.
“Daa..vid.” Ucap Jelita dengan suara serak dan lemah tapi masih jelas terdengar.
“Jelita.” Ucap Ibu Jelita langsung memeluk anaknya.
“Maafkan ibu sayang, ibu sudah sangat egois dan mengorbankan perasaan kamu, ibu bercerai sama ayah bukan salah kamu sayang ibu cuman tidak betah dengan ayah yang lebih sibuk kerja sampai lupa ia punya anak dan istri, tapi jujur ibu juga salah karena ibu selingkuh.” Pengakuan ibunya itu membuat Jelita kaget. Ternyata selama ini ibunya selingkuh tanpa ia sadari.
“Maafkan ayah ini semua salah ayah yang terlalu sibuk tapi itu juga untuk kamu sayang.”
“Kalian baru sadar kemana aja, kalian tau aku buta tapi sebenarnya kalian yang menutup mata seolah tidak melihat kalian punya anak. Beberapa hari, minggu, bulan bahkan tahun aku menunggu kalian melihat keadaanku tapi mungkin aku sangat egois mengharapkan sesuatu yang tak mungkin, hiks....hiks.” Ucap Jelita dengan terisak.
“Maaf.” Ucap Ibu dan Ayah Jelita.
“Terima kasih untuk semuanya kasih sayang kalian sejak aku kecil sampai kebencian kalian yang malu karena aku buta.”
“Jangan bilang begitu nak kami tidak pernah membencimu ini semua karena keegoisan kamiyang menjadikannya seperti ini.” Jelas Ayah Jelita.
Dada Jelita pun tiba-tiba sesak ia bergetar hebat yang membuat Ibu dan Ayahnya beserta David cemas.
“Makasih vid, selama ini lo betah disamping aku meski aku buta.” Ucapnya dengan suara yang semakin lemah.
“Hussttt aku ikhlas.” Ucap David mengelus kepala Jelita.
“Kamu harus kuat, aku panggil dokter yah?” Ucap David ingin beranjak namun tiba-tiba saja Jelita menggenggam tangan kanannya.
“Ng..gak uusahh, akku udah capeekk.”
“Pliss jangan bilang gitu.” David membalas genggaman Jelita.
“Ibu, ayah tolong kaalian salingg memaafkann.” Pinta Jelita.
“Ayah sudah memaafkan ibu mu nak.” Ucapnya lalu ia memeluk Ibu Jelita.
“Maafkan aku mas.” Ucap Ibu Jelita membalas pelukan.
 Keduanya pun berhenti berpelukan lalu Ibu jelita berbalik mencium kening anaknya itu. Sedangkan Ayah Jelita menggenggam tangan Jelita sebelah kiri karena David juga menggenggam tangan Jelita yang sebelah kanan.
“Maakasihh unntuk kalian yaang uudah saayang samaa Jelita, teerlebbih kamu David.”
Jelita tersenyum begitu bahagia terlukis pada raut wajahnya yang sudah pucat pasif dan tak lama senyum itu memudar seiring kepergiannya. Semuanya histeris karena Jelita sudah meninggalkan mereka untuk selamanya.
Selesai

Karya Tulis Ilmiah | Artikel | Kota Kalong | Singkat


KOTA KALONG DAN TRADISI Pattaungeng
Kabupaten soppeng adalah salah satu Kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten soppeng terletak di Watansoppeng. Kabupaten soppeng memiliki luas wilayah 1.500,00 km2 dan berpenduduk sebanyak kurang lebih 223.826 jiwa pada tahun 2010. Bukan hanya itu soppeng memiliki banyak keunikan terutama soppeng juga terkenal dengan sebutan Kota Kalong atau Kota Kelelawar karena tidak heran jika soppeng memang dijuluki sebagai Kota Kalong sebab kelewar banyak mendiami kota tersebut yang menariknya kelelawar banyak terdapat dipusat Kota Soppeng atau bisa dikata ditengah kota yang penduduknya berlalu-lalang yang lebih menariknya kelelawar dipusat Kota soppeng tersebut tidak terganggu dengan aktivitas manusia begitupun sebaliknya.
Saya bangga bisa lahir ditanah kelahiran saya yakni watansoppeng, karena begitu banyaknya kebudayaan yang dimiliki dan kemakmuran masyarakat soppeng membuat saya sangat betah bisa menjadi salah satu penduduk soppeng. Serta saya sangat merasa ikut berperan aktif melestarikan kebudayaan soppeng. Terlepas dari itu Kota Soppeng juga memiliki berbagai macam kearifan lokal yang salah satunya adalah Pattaungeng. Kebudayaan Pattaungeng merupakan kebudayaan yang secara turun-temurun menjadi tradisi yang selalu dilakukan saat musim kekeringan melanda Kota Soppeng. Kebudayaan tersebut merupakan kebudayaan yang dianggap sakral oleh masyarakat soppeng sendiri.
Warga bersama Pemerintah Kabupaten Soppeng pada tahun 2016 lalu melaksanakan ritual adat pattaungeng di sumber mata air Ompo. Satu-satunya sumber air yang dimanfaatkan masyarakat Soppeng untuk memenuhi kebutuhannya. Namun, mata air Ompo pada tahun lalu mulai mengering. Lantaran itulah, warga Soppeng menggelar ritual adat pattaungeng yang merupakan kearifan lokal warisan leluhur Kerajaan Soppeng.
Dalam ritual itu, masyarakat akan mempersembahkan kepala sapi yang diletakkan di kotak bambu dan di dalamnya turut diberi sesajen. Tak hanya itu, saat ritual tersebut dihadirkan sejumlah makanan khas masyarakat Bugis Soppeng beserta tiga nasi berbahan pokok ketan, yakni beras ketan hitam, putih, dan merah. Kepala Sapi dan beberapa sesajen termasuk tiga warna nasi dari beras ketan itu kemudian dilarung ke Sungai Ompo dengan tujuan sebagai penghormatan kepada roh leluhur. Terlibat dalam prosesi sakral itu tokoh adat yang dikenal sebagai orang pintar di kampung tersebut.
Akan tetapi walaupun budaya masih sangat dipengang erat tidak selalu harus dikaitkan dengan hal-hal gaib karena kebudayaan ini memang lebih murni untuk menggambarkan kelestarian budaya yang ada disoppeng. Bagitulah penuturan yang pernah diutarakan Wakil Bupati Soppeng Supriansyah Mannahawu yang hadir pada kegiatan adat tersebut.
“Bagaimana tanggapan bapak terkait teradisi pattaungeng yang sekarang diselenggarakan di Kawasan Omppo?” Tanya salah seorang wartawan pada tahun lalu.
"Ritual ini sejak dulu memang sudah dilakukan oleh nenek kita, jadi saya harap tidak dikaitkan dengan hal-hal lain. Karena ini murni sebagai upaya melestarikan adat istiadat yang ada di Kabupaten Soppeng," kata dia.
Adapun berkurangnya debit air di kawasan wisata alam Ompo, menurut Supriansyah, disebabkan banyak faktor. Di antaranya saat ini sumber mata air Ompo bertambah fungsi, yakni dijadikan konsumsi masyarakat melalui pipa Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM). Padahal, sebelumnya, hanya digunakan untuk permandian saja.
"Saat ini air Ompo dialirkan ke masyarakat Soppeng, jadi wajarlah jika debit air Ompo mulai berkurang. Semoga tradisi pattaungeng yang kita laksanakan ini membawa banyak kebaikan dan terjaga sampai generasi selanjutnya," Wakil Bupati Soppeng itu mengungkapkan.
Saya juga begitu sangat tertarik dengan kebudayaan soppeng yang satu ini karena walaupun sekarang sudah memasuki zaman modernisasi namun, soppeng tetap mempertahankan kebudayaan yang dimilikinya secara turun-temurun. Saya sebagai generasi penerus bangsa terutama kota soppeng tertantang untuk lebih melestarikan kebudayaan yang ada didaerah saya yakni soppeng. Dengan melestarikan kebudayaan soppeng yang ada maka saya akan lebih mencintai daerah saya karena saya merasa begitu bersyukur bisa lahir disoppeng.
Pesan saya untuk masyarakat soppeng cintailah daerahmu karena begitu banyak potensi alam dan keanekaragaman yang dimiliki. Bagi saya keunikan dari setiap daerah itulah merupakan harta dan warisan dari nenek moyang yang sangat perlu untuk dijunjung tinggi. Maka dengan adanya keunikan dan keanekaragaman tersebut bisa lebih mendorong soppeng menjadi daerah yang tidak hanya subur dan makmur tapi bisa saling menjaga toleransi antara sesama. Maka kalian patut untuk kesoppeng!

Jumat, 30 November 2018

Cerpen Fiksi 10 halaman | Karya Sendiri |


MENUNGGUMU DISELA HUJAN
***
Hal indah itu bernama cinta
Sederhana menyebutnya
Lain dari latar dan kenyataannya
Berbeda saat merasakan getarannya
            Cinta pandai membuat luka
            Namun ia juga pandai menyimpan rindu
            Dikala hasrat ingin bertemu
            Menjelma, menyiksa menjadi satu
***
“Tok...tokkk..tok...” Terdengar suara ketukan pintu dari luar. Tapi tak ada jawaban dari dalam kamar. Kekhawatiran pun datang menyerang. Tiba-tiba pintu dibuka dengan hentakan keras. Pintupun akhirnya terbuka nampaklah seorang gadis remaja terbaring lemah tak berdaya diatas kasur dengan seprei bermotif bunga mawar putih. Teriakan histerispun terlontar dari bibir seseorang yang tadinya mengetuk pintu.
“Kay....Kayla bangun sayang.” Ucapnya menepuk pipi gadis itu.
Tak ada jawaban, gadis itu nampak pucat dari raut wajahnya serta ia tak sadarkan diri. Dengan nada serak ibu Kayla berteriak memanggil suaminya. Tak lama Kayla pun dibawah ke Rumah Sakit. Mikayla Kanaya, gadis yang kerap disapa Kayla dari SMP memang ia sudah memiliki penyakit ginjal yang sudah sangat parah bahkan ia harus tersiksa dengan Cuci Darah yang dijalankannya. Namun ayah serta ibu Kayla belum menemukan pendonor ginjal yang tepat untuk anaknya. Hingga Kayla harus selalu siap menerima sakit yang tiba-tiba menyerangnya. Dirumah sakit Kayla dibawah keruang UGD untuk pemeriksaan, Dokter juga menyarankan agar Kayla segera dioperasi.
Pernyataan dokter membuat ibu kayla menangis bahkan ayah Kayla sangat bersedih. Kayla merupakan anak gadis satu-satunya yang ia miliki. Setelah diperiksa Kayla dibawah keruang pasien. Ayah dan ibu Kayla menunggu anaknya siuman. Tak membutuhkan waktu lama mata cantik itu pun perlahan-lahan terbuka.
“Sayang, kamu udah sadar?” ucap ibu Kayla mengelus lembut kepala anaknya.
“Ibu, aku kenapa disini bukannya aku sudah sehat?” ucap Kayla meyakinkan ibunya.
“Huussttt.... Iya kamu memang udah sehat.” Ucapnya memaklumi, “Kamu cuman pingsan tadi.” Tambahnya seraya meneteskan air mata.
“Yah, Kak Kevin mana?”
“Kakak kamu masih kuliah, ayah belum kasi tau dia.”
“Kayla pengen pulang Yah.” Pintanya, “Kayla juga mau kesekolah, Kay udah terlambat.” Rengeknya.
“Hari ini enggak usah kesekolah dulu, ayah juga udah izin sama guru kamu”.
“Tapi yah..”
“Udah sayang nurut yah sama ayah”. Ucapnya menggenggam tangan anaknya
“Ayah tolong jangan buat aku terlihat lemah.”
“Enggak anak ayah enggak lemah kamu anak hebat.”
“Kalau begitu Kay sekarang mau kesekolah, anterin Kay atau Kay berangkat sendiri.”
Ayah Kayla tak merespon permintaan anaknya itu, tetapi ibu Kayla menggenggam erat tangan suaminya dan memberikan anggukan. Ayah Kayla pasrah menerima permintaan itu.
“Baik ayah akan mengantarmu ke sekolah.” Ucapnya membantu anaknya turun dari kasur.
***
Kayla sudah siap dengan seragamnya, ayah Kayla mengantar sampai depan pagar sebab Kayla sendiri yang memintanya. Kayla memasuki kelasnya dengan seorang diri ia merasa sedih sebab ia tak mengikuti pelajaran pertama. Saat ia ingin duduk ditempatnya ia melihat tas hitam tengah berada dikursinya.
“Rin, tas siapa?” ucapnya menunjuk tas didepannya itu.
“Ohh itu tasnya anak baru.”
“Terus ngapain lo biarin dia nyimpen tasnya disini.”
“Bukan gue yang nyuruh.” Sanggahnya, “Tapi ibu Gita, katanya karena lo lagi berhalangan hadir jadi sementara anak baru itu duduk disini.” Jelasnya.
“Tapi sementara doang kok kalau lo udah datang dia pindah kebelakang lo.” Tambahnya.
“Yaudah sekarang kan gue juga udah datang jadi sekarang dia pindah kebelakang.” Ucapnya memindahkan tas tersebut kemudian duduk dikursinya.
Tak lama anak baru itu datang bersama dengan Angga entah dari mana mereka. Anak baru itu bingung siapa yang sudah lancang memindahkan tasnya itu kebelakang.
“Lo ngapain duduk di sini.” Ucapnya mendekat.
“Yang mestinya nanya itu gue.” Sanggahnya, “Ini tempat duduk gue, naik kelas dua SMA emang gue udah pilih nih tempat.” Tambahnya sembari berdiri.
“Rese juga ni cewe.” Ucapnya geram.
“Yang rese itu bukan gue tapi elonya, mentang-mentang anak baru.”
“Udah Ray lo duduk dibelakang aja, kan tadi ibu Gita juga udah bilang kalau Kayla udah datang lo duduk dibelakang.” Ucap Angga merangkul kawannya.
“Tuh denger sendiri kan.” Ucapnya menaikkan satu alisnya.
“Songong juga nih cewek okey lo bakal nyesel.” Batin Ray.
Rayhan yang kerap disapa Ray itu terpaksa mengalah sebab dia sadar bahwa dirinya anak baru. Setelah pelajaran kedua selesai baik Rini maupun Angga mengajak kawan sebangku mereka masing-masing untuk ke kantin, namun keduanya menolak. Sehingga Angga serta Rini kekantin tidak bersama Ray ataupun Kayla.
***
Sekarang kelas sudah sepi tinggal Kayla dan Ray yang berada diruangan tersebut. Itupun kesempatan besar yang dimanfaatkan Rayhan untuk membalas perlakuan Kayla. Rayhan menemukan ide ia mencari cicak didalam lacinya dan usahanya tidak sia-sia. Rayhan perlahan-lahan menjatuhkan cicak tersebut dikera baju Kayla agar tidak ketahuan. Kemudian ia mulai memancing Kayla sebab ia sangat penasaran dengan ekspresi wajah Kayla Nantinya.
“Hei, nama lo Kayla kan?” ucapnya sembari duduk dikursi samping Kayla.
“Kenapa? lo mau buat gara-gara sama gue.”
“Lo cantik tapi cuek dan cewek paling cuek yang pernah gue temuin baru kali ini cewek nyuwekin gue biasanya mereka muji dan antri buat dapetin perhatian gue.”
“Terus gue harus muji lo juga gitu, emangnya lo pahlawan.”
“Lo enggak liat tampang ganteng gue, mestinya lo bersyukur bisa dekat sama gue.” Ucapnya menaik turunkan kedua alisnya.
“Pengen muntah gue dengernya.”
“Yaudah muntah gih sana.” Ucapnya memalingkan wajah, “Tunggu dikera baju lo ada apaan tuh?” ucapnya menunjuk.
“Apaan?” ucap Kayla bingung, “Dimana?” Ucapnya meraba-raba bajunya.
“Tunggu lo diam dulu.” Ucapnya perlahan-lahan mendekat kewajah Kayla hingga tersisa jarak satu jengkal.
“Mau ngapain lo, jangan macam-macam.” Ancam Kayla, “Ini orang kenapa dekat banget sih bikin gue risih tau nggak, jantung gue juga kenapa jadi enggak beraturan gini sih.” Batin Kayla.
“Jangan pikir yang aneh-aneh.” Ucapnya membuyarkan lamunan Kayla.
“Gue cuman pengen ambil ini cicak dari kerah baju lo.” Ucapnya memperlihatkan cicak itu tepat diwajah Kayla.
“Aaaahhh...” Pekiknya.
Kayla yang takut refleks berdiri dan melompat-lompat sedangkan Rayhan tertawa puas Kayla yang tak hentinya melompat membuatnya hilang keseimbangan dan menyebabkan dirinya hampir saja terjatuh. Kebetulan saja Rayhan menarik pergelangan tangan Kayla dan menariknya masuk kedalam dekapannya. Kedua tatapan mereka bertemu beberapa detik hingga mereka baru menyadari ada seorang siswa yang melihat adegan mereka berdua.
“Ciee..ciee..” Ucap siswa itu meledek.
Kayla pun membenarkan posisinya begitupun dengan Rayhan dan tak lama ekspresi raut wajah Kayla kembali pucat sembari memegangi perunya.
“Kenapa lo?”
“Esttt... emm enggak kok, enggak apa-apa.” Ucapnya memegangi perutnya.
“Lo lagi datang bulan?”
Namun pertanyaan itu tidak direspon oleh Kayla sebab ia sudah tak bisa menahan sakit diperutnya hingga akhirnya ia pingsan. Untung saja Rayhan dengan cepat menolongnya saat akan terjatuh jika tidak ia akan terbentur kursi. Rayhan pun menggendongnya ke ruang UKS namun Kayla tak sadarkan diri hingga akhirnya ia dibawah ke Rumah Sakit. Rayhan dan Rini ikut mengantar Kayla ke Rumah Sakit Mereka menunggu Kayla didepan ruang UGD.
“Temen lo cemen banget gitu aja udah pingsan.” Ucap Rayhan santai, “Baru juga cicak bukan buaya ataupun kadal yang gue bawa.” Candanya.
“Apa?” ucap Rini syok, “Lo kasi dia cicak?” ucap Rini balik bertanya.
“Asal lo tau dia itu orang yang paling kuat yang gue kenal.”
“Kuat tapi pingsan.” Sindirnya.
“Lo salah dia pingsan bukan karena kecoa.” Sanggahnya, “ Tapi dia pingsan karena penyakitnya, dia sakit ginjal semenjak SMP dan butuh pendonor yang pas karena ginjalnya sudah tambah parah, itu sebabnya di jam pertama enggak masuk karena ayahnya izin kalau dia lagi di Rumah Sakit.” Jelas Rini.
“Seandainya gue yang diposisi dia gue enggak akan sekuat itu jalani Cuci Darah bahkan dia masih kuat buat kesekolah tadi.” Tambah Rini memperjelas.
“Sorry... gue enggak tau maksud gue cuman bercanda.”
“Bercanda!” Ucap Rini makin kesal, “Kalau dia sampai kenapa-napa gue enggak bakalan maafin lo dan gue juga bakalan benci lo seumur hidup.” Ucap Rini penuh penekanan.
“Bego ngapain coba gue ngomong gitu pastilah dia marah besar.” Batin Rayhan.
 Tak lama orang tua Kayla akhirnya datang begitupun dengan Kevin. Dengan sigap Kevin bertanya pada Rini dengan raut wajah yang sangat khawatir.
“Gimana adik gue?”
“Enggak tau kak dokter lama banget.”
“Ahh.. rese kenapa bukan gue aja yang sakit.” Ucapnya memukul tembok.
“Husstt kamu jangan bicara seperti itu.” Ucap ayahnya menenangkan.
Tak lama dokter akhirnya keluar wajahnya begitu lesu. Hingga membuat kedua orangtua Kayla bahkan Kevin terlihat bingung.
“Ada apa dok?” tanya ayah Kevin.
“Kondisinya sudah sangat parah jangan biarkan ia kecapean, apalagi banyak pikiran dia harus selalu tersenyum dan semangat karena sangat berbahaya untuk kondisinya jika ia syok dan tertekan.” Jelas Dokter, “Tapi saya sangat bangga dengan anak bapak ia begitu kuat seandainya dia lemah mungkin nyawanya sudah melayang.” Ucap dokter menegaskan.
“Enggak akan adik saya orangnya luar biasa saya yakin itu.”
“Iya saya tau yang terpenting suport terus dia dan doakan untuk kesembuhannya.”
“Baik dok terima kasih.” Ucap ayah Kevin.
Dokter pun meninggalkan mereka dengan wajah lesu. Keluarga bergantian menjenguk Kayla begitupun Rayhan dan Rini. Hingga tak lama keduanya kemudian berpamitan untuk pulang.
***
Tiba dirumah Rayhan langsung menuju kamarnya untuk mandi lalu mengganti pakaianya dengan baju kaos serta celana pendek selutut. Diambilnya gitarnya dan memulai menyanyikan lagu yang mewakili perasaannya sekarang. Ia membawakan lagu Ungu- Tercipta Untukku.
Menatap indahnya senyuman diwajahmu
Membuatku terdiam dan terpaku
Mengerti akan hadirnya cinta terindah
Saat kau peluk mesrah tubuhku
Banyak kata yang tak mampu kuungkapkan
Kepada dirimu....
Aku ingin engkau selalu
Hadir dan temani aku disetiap langkah
Yang meyakiniku kau tercipta untukku....
Tiba-tiba ia menghentikan permainan gitarnya. Rayhan mulai mengingat pertemuannya dengan Kayla. Sekarang perasaan Rayhan sedang berkecamuk ia sangat merasa bersalah.
“Kenapa gue buat dia kaya gitu dasar bego.” Ucapnya menaruh gitarnya.
“Mestinya gue buat dia tersenyum suport dia.” Ucapnya beranjak kekasur.
Rayhan memutuskan untuk tidur namun saat sedang memejamkan matanya ia tak bisa menyingkirkan bayangan Kayla mata indah yang sudah membuatnya terhanyut.
***
1 minggu berlalu Kayla tak pernah ke Sekolah membuat Rayhan sangat khawatir ia berpikiran mungkin terjadi sesuatu padanya. Rayhan menanyakan kabar Kayla pada Rini namun Rini juga bingung harus menjawab apa. Tak lama langkah gontai memasuki ruangan, sosok Kayla muncul dan membuat ekspresi wajah Rayhan tersenyum dan senyum itu juga dibalas oleh Kayla sangat manis. Rayhan lalu membantu Kayla menuju kursinya.
“Terima kasih.” Ucapnya sembari duduk, “Barusannya lo baik ada apa nih apa lo mau ngerjain gue lagi.” Ucap Kayla spontan membuat Rayhan terdiam.
“Segitu kejamnya yah gue.”
“Enggak kok cuman bercanda.”
“Lo mau nggak ikut sama gue disuatu tempat.” Bujuknya, “Gue yakin lo bakalan seneng.” Ucapnya penuh harap sembari berjongkok didepan Kayla.
“Kemana bentar lagi bel masuk?”
“Udah, kali ini guru enggak ada yang ngajar katanya ada rapat dadakan.”
“Lo anak baru jangan sok tau deh.”
“Terserah yang pasti lo ikut gue sekarang.” Ucap Rayhan menarik pergelangan tangan Kayla. Kayla tak mengubris ia juga tak berniat melawan sebab ia merasa sangat lemas.
“Lo mau bawa dia kemana?” Ucap Rini bingung.
“Udah gue pinjem teman lo bentar.”
“Gue harap Rayhan bisa buat Kayla semangat dan enggak putus asa.” Batin Rini.
***
Kayla tak melihat apa pun matanya tertutup sapu tangan. Kayla pasrah dan percaya sepenuhnya pada Rayhan. Entah apa yang sekarang dirasakan Kayla ia begitu nyaman berada didekat Rayhan.
“Kita sudah sampai.”
“Iya tapi dimana?” Ucap Kayla tak sabar, “Lo bawa gue kemana sih sebenarnya?”
“Udah lo nurut sekarang gue bakalan buka tutup mata lo”.
Perlahan-lahan mata Kayla terbuka ia mulai melihat apa yang ada disekitarnya. Danau yang begitu indah serta ayunan yang tergantung disebuah pohon besar.
“Wauu... Cantik banget.”
“Iya cantik aku enggak tau aku begitu terhanyut pada sebuah tatapan indah.” Ucap Rayhan melirik.
“Maksudnya?”
“Lupakan mungkin lo salah dengar.” Ucapnya lalu menarik pergelangan tangan Kayla.
“Sekarang lo duduk disini gue ambil sesuatu dulu.” Ucapnya membantu Kayla duduk di ayunan. Kemudian tak lama ia kembali dengan sebuah gitar. Rayhan mulai menyanyikan lagu dari CJR-Jika Bisa Memilih.
Yang ku punya apakah selamanya
Biar-biar waktu yang menjawabnya
*Jika... bisa... aku untuk memilih
Kuingin apa yang ada begini tuk selamanya
Disetiap cerita pasti ada akhirnya
Disetiap suka ada duka
Apapun yang kan terjadi
Ingat kita pernah berada disini
Jangan pernah lupakan kita
Semua suka duka cerita bersama
Simpanlah dihati....
Back to *
Air mata Kayla tak terbendung lagi entah mengapa laki-laki didepanya itu terlihat seperti Malaikat yang dikirim Tuhan mengisi kekosongan yang tengah ia rasakan sekarang. Rayhan yang melihat air yang begitu jernih mengalir dipipi gadis yang sudah mengisi hatinya itu. Membuat Rayhan menghentikan permainan gitarnya dan didekatinya Kayla lalu ia usap air mata itu dengan jemarinya.
“Kenapa lo nangis suara gue jelek yah?” sembari mengusap air mata Kayla.
“Haaahaaha..... Enggak suara lo bagus banget.” Ucap Kayla sedikit tertawa.
“Terus kenapa nangis?”
“Enggak terharu aja lo romantis juga.”
“Kay gue punya sesuatu buat lo.” Ucapnya menggenggam tangan Kayla.
“Apa?”
“Lo mau nggak jadi pacar gue, kalau lo mau lo pake gelang ini tapi kalau nggak lo buang aja nggak apa-apa.” Ucap Rayhan berlutut.
“Maaf Ray gue nggak bisa gue itu penyakitan.” Ucapnya Berdiri lalu beranjak untuk pergi, namun seketika tangan Rayhan menggenggam erat tangannya.
“Gue suka sama lo Mikayla Kanaya gue enggak tau kapan rasa ini ada yang gue tau rasa ini indah.” Teriaknya.
“Gue tau lo lagi sakit tapi gue lebih sakit kalo lo nolak gue.” Bujuknya.
“Tapi gue nggak bisa.” Kayla melepas tangan Rayhan dengan paksa dia berlari dan meninggalkan Rayhan, “Gue nggak mau lo suka sama gue karena kasihan.” Batin Kayla.
Rayhan mengejar Kayla ia takut terjadi hal yang tak diinginkan. Seketika hujan turun Kayla berlari begitu cepat hingga ia tergelincir dan terjatuh diaspal. Kakinya tak bisa digerakkan hingga Rayhan datang mengulurkan tangannya. Kayla tak bisa menolak ia meraih tangan itu. Ditariknya Kayla untuk berdiri dan seketika dari arah yang tak jauh dari mereka motor melaju dengan kecepatan tinggi. Rayhan yang sadar akan hal itu mendorong Kayla dan membuat Rayhan terserempet motor. Pengendara itu kabur Kayla histeris.
“Rayhannn...” Teriak Kayla mendekat.
“Lo jangan takut gue enggak apa-apa.” Nada rehan pelan ditambah derasnya hujan.
“Ray gue sebenarnya juga suka sama lo gue mau jadi pacar lo tapi lo bangun.” Ucapnya sembari air matanya mengalir. Rayhan tak menjawab ia hanya memberi senyuman.
“Lo lihat gue bakalan pake gelang ini.” Ucap Kayla mengenakan gelang itu. Namun Rayhan sudah tak sadarkan diri.
***
Sesampainya dirumah sakit Rayhan langsung dibawah keruang operasi karena benturan keras dikepalanya. Begitupun dengan Kayla ia sudah tak sadarkan diri dan dirinya juga sudah diruang operasi. Dokter mengatakan bahwa ia telah menemukan pendonor yang tepat untuknya. Operasi akhirnya berjalan lancar suatu kabar baik sekaligus kabar buruk yang harus Kayla dengar. Saat Kayla sadar dia terus mencari Rayhan menanyakan apa orang yang tengah ia harapkan itu baik-baik saja.
“Ayah... Kay kenapa disini?” ucapnya ingin bangun, “Bukannya Kay tadi anterin Rayhan ke Rumah Sakit.” Ucapnya menarik tangan ayahnya.
“Iya, Rayhan juga lagi dioperasi sayang, dan ada kabar baik yang mesti kamu dengar.”
“Apa?”
“Kamu juga sudah dioperasi, kita sudah temukan pendonor yang tepat, sekarang kamu sudah benar-benar sahat.” Ucap ayah Kayla tersenyum dan ibu Kayla memeluk putrinya dengan begitu erat sedangkan Kevin mengusap-usap kepala adiknya.
Tiba-tiba Rini masuk keruangan perawatan Kayla dengan muka yang bingung seperti ada yang ingin ia sampaikan. Ayah serta ibu juga Kevin mengerti akan hal itu membiarkan Rini dan Kayla berdua.
“Kenapa Rin?” Ucapnya lalu duduk yang tadinya ia baring dikasur.
“Ada surat dari Rayhan buat lo.” Rini kemudian memberikan surat itu.
Kayla yang penasaran menerima surat tersebut dari tangan Rini. Kayla kemudian membaca isi surat yang tengah ia pegang.
Kayla, nama indah yang selalu ada dipikiranku aku tak mengerti kapan rasa ini datang menghampiri. Yang pasti, kala senja telah hilang aku juga akan membuktikan bahwa cintaku tulus, luas bahkan tak berbatas. Aku selalu menyimpanmu dihati walau aku harus isin kepadamu untuk pergi sebab aku tau kamu pasti tak mengisinkanku pergi atau hanya aku yang kepedean. Haaahaa....
Jangan menangis membaca surat ku sekarang kamu tersenyumlah sebab mengapa aku tau kamu sudah mendapat pendonor yang tepat. Meski sekarang aku tak disampingmu kamu harus tetap menjalani hidup sebagai mana mestinya. Kamu ingat kita bertemu tak saling mengenal maka jika aku pergi tak sulit kan buat kamu untuk lupa. Aku pergi Ratu Cengeng yang mesti kamu tau aku tak pernah mencari mu maka jangan pula mencariku sebab cinta akan mempertemukan kita.
                                                                                         Rayhan, untuk Kayla
                                                                             Always, I love you....... Kekasihku.
“Rayhannnn... Jangan pergi!” Teriaknya.
“Itu surat terakhir Rayhan dia udah meninggal dia bilang sama gue lo jangan kepemakamannya atau dia akan teramat sedih.”
“Apa jangan-jangan yang mendonorkan ginjalnya, Rayhan?”
“Bukan, Ginjal yang ditubuh lo itu ginjal cewek, gue yang kasi tau Rayhan sebelum operasi kalau lo udah dapat pendonor.” Jelas Rini, “Maaf Kay ada Rahasia yang nggak mesti lo tau dan gue yakin cinta lo bakalan kembali.” Batin Rini kemudian ia memeluk Kayla untuk menenangkan.
***
-2 Tahun kemudian-
Kayla sudah lulus SMA dan Kuliah di Universitas yang selama ini dia impikan. Hari yang melelahkan untuk Kayla ia duduk ditaman belakang kampusnya tiba-tiba saja hujan turun dengan derasnya. Kayla mulai bernostalgia mengingat hujan yang mengantar kekasihnya pergi meninggalkannya. Ia tak berniat berteduh sebab ia sudah terlalu lama menunggu disela hujan ia selalu berharap Rayhan kembali walau itu tak mungkin.
“Hujan.... kamu begitu pintar mengundang ingatan yang susah terkubur walau yang selalu ada di ingatan ia terlebih dulu terkubur.” Ucapnya merentangkan tangannya.
Tak lama lelaki bertubuh tinggi namun ia menggunakan penutup wajah berupa masker perlahan-lahan mendekati Kayla. Lelaki itu menghentikan ingatan Kayla seketika tentang Rayhan.
“Ngapain main hujan-hujan, nanti kamu sakit.” Bisiknya ditelinga Kayla.
“Kamu siapa?” ucap Kayla berbalik badan.
“Kamu tunggu sebentar ada yang ingin aku ambilkan.” Ucap lelaki itu pergi dan kembali dengan sebuah gitar. Kayla kemudian teringat dimana Rayhan melakukan hal yang sama.
Lelaki itu kemudian menyanyikan lagu The Overtunes- Sayap pelindung. Alunan lagu dan gitar yang seirama membuat Kayla tak berhenti takjub. Kayla merasa mengenal suara itu. Selesai membawakan alunan lagu tersebut. Lelaki itu kemudian melepas masker yang tadinya menutup wajahnya dan penantian itu sirna.
“Rayhan?” Ucapnya langsung berlari memeluk Rayhan.
“Iya aku Rayhanendra orang yang pernah ditolak cintanya.”
“Aku enggak mimpikan, bukannya kamu udah meninggal.” Ucapnya melepas pelukan.
“Aku nggak pernah mengatakan aku meninggal, aku cuman bilang aku pergi.” Jelasnya.
“Sebenarnya yang mendonorkan ginjalnya itu aku dan kemudian orang tua ku membawaku ke Singapure untuk pengobatan, aku enggak mau kamu marah jadi aku terpaksa buat surat dan bilang sama Rini kalau aku meninggal, supaya kamu enggak tersiksa untuk menunggu. dan aku juga takut kalau pada akhirnya aku memang benar meninggal itu tak akan menyakitkanmu lagi.” Jelasnya kemudian menaruh gitarnya dan berlutut didepan Kayla.
“Mikayla Kanaya dibawah langit yang sama aku mengatakan mau kah kamu menjadi milikku?” Ucap Rayhan sembari menggenggam kedua tangan Kayla.
“Enggak aku benci sama kamu.” Ucap Kayla melepas genggaman Rayhan.
“Tapi kenapa kamu masih menggunakan gelang itu? sudahlah kalau begitu aku pergi.” Ucapnya berdiri.
“Yaudah balik gih sana.” Ucapnya masih dengan kekesalan.
Rayhan tak menjawab ia membalikkan badan dan ingin melangkah pergi, namun seketika Kayla berlari dan memeluknya dari belakang.
“Jangan pergi lagi aku enggak mau tersiksa kembali.” Ucapnya meneteskan air mata.
“Aku tau kamu tak akan membiarkanku untuk pergi.” Ucapnya melepas pelukan Kayla.
“Sekarang kamu jawab mau atau nggak?” Ucapnya saat mereka sudah berhadapan.
“Aku mau Rayhanendra, mau menjadi milikmu, sebab cintaku lebih kuat dari Rindu.”
*Selesai*

Biodata:
Mila Amalya Munir yang kerap disapa Mila lahir didesa yang terletak di Kab. Soppeng, Sulawesi selatan yakni Lewa-lewa 02 Agustus 1998. Ia lahir dari rahim seorang Ibu yang cantik bernama Jamila serta memiliki seorang Ayah yang hebat bernama Munir, Mila merupakan Anak pertama dari 3 bersaudara yakni Nirwana dan Rahmat Yusri. Ia merupakan gadis penyuka Hujan serta warna Biru dan Hijau. Mila tengah menempu pendidikan-nya sekarang di Universitas Muhammadiyah Makassar dengan mengambil jurusan Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia. Hobby-nya gemar membaca baik Cerpen maupun Novel ia juga suka dengan Puisi. Cerpen ini dibuat 16 Desember 2017 Terima Kasih.