MENUNGGUMU DISELA HUJAN
***
Hal indah itu bernama
cinta
Sederhana menyebutnya
Lain dari latar dan
kenyataannya
Berbeda saat merasakan
getarannya
Cinta pandai membuat luka
Namun ia juga pandai menyimpan rindu
Dikala hasrat ingin bertemu
Menjelma, menyiksa menjadi satu
***
“Tok...tokkk..tok...”
Terdengar suara ketukan pintu dari luar. Tapi tak ada jawaban dari dalam kamar.
Kekhawatiran pun datang menyerang. Tiba-tiba pintu dibuka dengan hentakan
keras. Pintupun akhirnya terbuka nampaklah seorang gadis remaja terbaring lemah
tak berdaya diatas kasur dengan seprei bermotif bunga mawar putih. Teriakan
histerispun terlontar dari bibir seseorang yang tadinya mengetuk pintu.
“Kay....Kayla bangun
sayang.” Ucapnya menepuk pipi gadis itu.
Tak ada jawaban, gadis
itu nampak pucat dari raut wajahnya serta ia tak sadarkan diri. Dengan nada
serak ibu Kayla berteriak memanggil suaminya. Tak lama Kayla pun dibawah ke
Rumah Sakit. Mikayla Kanaya, gadis yang kerap disapa Kayla dari SMP memang ia
sudah memiliki penyakit ginjal yang sudah sangat parah bahkan ia harus tersiksa
dengan Cuci Darah yang dijalankannya. Namun ayah serta ibu Kayla belum
menemukan pendonor ginjal yang tepat untuk anaknya. Hingga Kayla harus selalu
siap menerima sakit yang tiba-tiba menyerangnya. Dirumah sakit Kayla dibawah
keruang UGD untuk pemeriksaan, Dokter juga menyarankan agar Kayla segera
dioperasi.
Pernyataan dokter
membuat ibu kayla menangis bahkan ayah Kayla sangat bersedih. Kayla merupakan
anak gadis satu-satunya yang ia miliki. Setelah diperiksa Kayla dibawah keruang
pasien. Ayah dan ibu Kayla menunggu anaknya siuman. Tak membutuhkan waktu lama
mata cantik itu pun perlahan-lahan terbuka.
“Sayang, kamu udah
sadar?” ucap ibu Kayla mengelus lembut kepala anaknya.
“Ibu, aku kenapa disini
bukannya aku sudah sehat?” ucap Kayla meyakinkan ibunya.
“Huussttt.... Iya kamu
memang udah sehat.” Ucapnya memaklumi, “Kamu cuman pingsan tadi.” Tambahnya
seraya meneteskan air mata.
“Yah, Kak Kevin mana?”
“Kakak kamu masih kuliah,
ayah belum kasi tau dia.”
“Kayla pengen pulang
Yah.” Pintanya, “Kayla juga mau kesekolah, Kay udah terlambat.” Rengeknya.
“Hari ini enggak usah
kesekolah dulu, ayah juga udah izin sama guru kamu”.
“Tapi yah..”
“Udah sayang nurut yah
sama ayah”. Ucapnya menggenggam tangan anaknya
“Ayah tolong jangan
buat aku terlihat lemah.”
“Enggak anak ayah
enggak lemah kamu anak hebat.”
“Kalau begitu Kay
sekarang mau kesekolah, anterin Kay atau Kay berangkat sendiri.”
Ayah Kayla tak merespon
permintaan anaknya itu, tetapi ibu Kayla menggenggam erat tangan suaminya dan
memberikan anggukan. Ayah Kayla pasrah menerima permintaan itu.
“Baik ayah akan
mengantarmu ke sekolah.” Ucapnya membantu anaknya turun dari kasur.
***
Kayla sudah siap dengan
seragamnya, ayah Kayla mengantar sampai depan pagar sebab Kayla sendiri yang
memintanya. Kayla memasuki kelasnya dengan seorang diri ia merasa sedih sebab
ia tak mengikuti pelajaran pertama. Saat ia ingin duduk ditempatnya ia melihat
tas hitam tengah berada dikursinya.
“Rin, tas siapa?”
ucapnya menunjuk tas didepannya itu.
“Ohh itu tasnya anak
baru.”
“Terus ngapain lo
biarin dia nyimpen tasnya disini.”
“Bukan gue yang
nyuruh.” Sanggahnya, “Tapi ibu Gita, katanya karena lo lagi berhalangan hadir
jadi sementara anak baru itu duduk disini.” Jelasnya.
“Tapi sementara doang
kok kalau lo udah datang dia pindah kebelakang lo.” Tambahnya.
“Yaudah sekarang kan
gue juga udah datang jadi sekarang dia pindah kebelakang.” Ucapnya memindahkan
tas tersebut kemudian duduk dikursinya.
Tak lama anak baru itu
datang bersama dengan Angga entah dari mana mereka. Anak baru itu bingung siapa
yang sudah lancang memindahkan tasnya itu kebelakang.
“Lo ngapain duduk di
sini.” Ucapnya mendekat.
“Yang mestinya nanya
itu gue.” Sanggahnya, “Ini tempat duduk gue, naik kelas dua SMA emang gue udah
pilih nih tempat.” Tambahnya sembari berdiri.
“Rese juga ni cewe.”
Ucapnya geram.
“Yang rese itu bukan
gue tapi elonya, mentang-mentang anak baru.”
“Udah Ray lo duduk
dibelakang aja, kan tadi ibu Gita juga udah bilang kalau Kayla udah datang lo
duduk dibelakang.” Ucap Angga merangkul kawannya.
“Tuh denger sendiri
kan.” Ucapnya menaikkan satu alisnya.
“Songong juga nih cewek
okey lo bakal nyesel.” Batin Ray.
Rayhan yang kerap
disapa Ray itu terpaksa mengalah sebab dia sadar bahwa dirinya anak baru.
Setelah pelajaran kedua selesai baik Rini maupun Angga mengajak kawan sebangku
mereka masing-masing untuk ke kantin, namun keduanya menolak. Sehingga Angga
serta Rini kekantin tidak bersama Ray ataupun Kayla.
***
Sekarang kelas sudah
sepi tinggal Kayla dan Ray yang berada diruangan tersebut. Itupun kesempatan
besar yang dimanfaatkan Rayhan untuk membalas perlakuan Kayla. Rayhan menemukan
ide ia mencari cicak didalam lacinya dan usahanya tidak sia-sia. Rayhan perlahan-lahan
menjatuhkan cicak tersebut dikera baju Kayla agar tidak ketahuan. Kemudian ia
mulai memancing Kayla sebab ia sangat penasaran dengan ekspresi wajah Kayla
Nantinya.
“Hei, nama lo Kayla
kan?” ucapnya sembari duduk dikursi samping Kayla.
“Kenapa? lo mau buat gara-gara
sama gue.”
“Lo cantik tapi cuek
dan cewek paling cuek yang pernah gue temuin baru kali ini cewek nyuwekin gue
biasanya mereka muji dan antri buat dapetin perhatian gue.”
“Terus gue harus muji
lo juga gitu, emangnya lo pahlawan.”
“Lo enggak liat tampang
ganteng gue, mestinya lo bersyukur bisa dekat sama gue.” Ucapnya menaik turunkan
kedua alisnya.
“Pengen muntah gue
dengernya.”
“Yaudah muntah gih
sana.” Ucapnya memalingkan wajah, “Tunggu dikera baju lo ada apaan tuh?” ucapnya
menunjuk.
“Apaan?” ucap Kayla
bingung, “Dimana?” Ucapnya meraba-raba bajunya.
“Tunggu lo diam dulu.”
Ucapnya perlahan-lahan mendekat kewajah Kayla hingga tersisa jarak satu
jengkal.
“Mau ngapain lo, jangan
macam-macam.” Ancam Kayla, “Ini orang kenapa dekat banget sih bikin gue risih
tau nggak, jantung gue juga kenapa jadi enggak beraturan gini sih.” Batin
Kayla.
“Jangan pikir yang
aneh-aneh.” Ucapnya membuyarkan lamunan Kayla.
“Gue cuman pengen ambil
ini cicak dari kerah baju lo.” Ucapnya memperlihatkan cicak itu tepat diwajah Kayla.
“Aaaahhh...” Pekiknya.
Kayla yang takut
refleks berdiri dan melompat-lompat sedangkan Rayhan tertawa puas Kayla yang
tak hentinya melompat membuatnya hilang keseimbangan dan menyebabkan dirinya hampir
saja terjatuh. Kebetulan saja Rayhan menarik pergelangan tangan Kayla dan
menariknya masuk kedalam dekapannya. Kedua tatapan mereka bertemu beberapa
detik hingga mereka baru menyadari ada seorang siswa yang melihat adegan mereka
berdua.
“Ciee..ciee..” Ucap
siswa itu meledek.
Kayla pun membenarkan
posisinya begitupun dengan Rayhan dan tak lama ekspresi raut wajah Kayla
kembali pucat sembari memegangi perunya.
“Kenapa lo?”
“Esttt... emm enggak
kok, enggak apa-apa.” Ucapnya memegangi perutnya.
“Lo lagi datang bulan?”
Namun pertanyaan itu
tidak direspon oleh Kayla sebab ia sudah tak bisa menahan sakit diperutnya
hingga akhirnya ia pingsan. Untung saja Rayhan dengan cepat menolongnya saat
akan terjatuh jika tidak ia akan terbentur kursi. Rayhan pun menggendongnya ke
ruang UKS namun Kayla tak sadarkan diri hingga akhirnya ia dibawah ke Rumah Sakit.
Rayhan dan Rini ikut mengantar Kayla ke Rumah Sakit Mereka menunggu Kayla
didepan ruang UGD.
“Temen lo cemen banget
gitu aja udah pingsan.” Ucap Rayhan santai, “Baru juga cicak bukan buaya ataupun
kadal yang gue bawa.” Candanya.
“Apa?” ucap Rini syok,
“Lo kasi dia cicak?” ucap Rini balik bertanya.
“Asal lo tau dia itu
orang yang paling kuat yang gue kenal.”
“Kuat tapi pingsan.”
Sindirnya.
“Lo salah dia pingsan
bukan karena kecoa.” Sanggahnya, “ Tapi dia pingsan karena penyakitnya, dia
sakit ginjal semenjak SMP dan butuh pendonor yang pas karena ginjalnya sudah
tambah parah, itu sebabnya di jam pertama enggak masuk karena ayahnya izin
kalau dia lagi di Rumah Sakit.” Jelas Rini.
“Seandainya gue yang
diposisi dia gue enggak akan sekuat itu jalani Cuci Darah bahkan dia masih kuat
buat kesekolah tadi.” Tambah Rini memperjelas.
“Sorry... gue enggak
tau maksud gue cuman bercanda.”
“Bercanda!” Ucap Rini
makin kesal, “Kalau dia sampai kenapa-napa gue enggak bakalan maafin lo dan gue
juga bakalan benci lo seumur hidup.” Ucap Rini penuh penekanan.
“Bego ngapain coba gue
ngomong gitu pastilah dia marah besar.” Batin Rayhan.
Tak lama orang tua Kayla akhirnya datang
begitupun dengan Kevin. Dengan sigap Kevin bertanya pada Rini dengan raut wajah
yang sangat khawatir.
“Gimana adik gue?”
“Enggak tau kak dokter
lama banget.”
“Ahh.. rese kenapa
bukan gue aja yang sakit.” Ucapnya memukul tembok.
“Husstt kamu jangan
bicara seperti itu.” Ucap ayahnya menenangkan.
Tak lama dokter
akhirnya keluar wajahnya begitu lesu. Hingga membuat kedua orangtua Kayla bahkan
Kevin terlihat bingung.
“Ada apa dok?” tanya
ayah Kevin.
“Kondisinya sudah
sangat parah jangan biarkan ia kecapean, apalagi banyak pikiran dia harus
selalu tersenyum dan semangat karena sangat berbahaya untuk kondisinya jika ia
syok dan tertekan.” Jelas Dokter, “Tapi saya sangat bangga dengan anak bapak ia
begitu kuat seandainya dia lemah mungkin nyawanya sudah melayang.” Ucap dokter
menegaskan.
“Enggak akan adik saya
orangnya luar biasa saya yakin itu.”
“Iya saya tau yang
terpenting suport terus dia dan doakan untuk kesembuhannya.”
“Baik dok terima
kasih.” Ucap ayah Kevin.
Dokter pun meninggalkan
mereka dengan wajah lesu. Keluarga bergantian menjenguk Kayla begitupun Rayhan
dan Rini. Hingga tak lama keduanya kemudian berpamitan untuk pulang.
***
Tiba dirumah Rayhan
langsung menuju kamarnya untuk mandi lalu mengganti pakaianya dengan baju kaos
serta celana pendek selutut. Diambilnya gitarnya dan memulai menyanyikan lagu
yang mewakili perasaannya sekarang. Ia membawakan lagu Ungu- Tercipta Untukku.
Menatap
indahnya senyuman diwajahmu
Membuatku
terdiam dan terpaku
Mengerti
akan hadirnya cinta terindah
Saat
kau peluk mesrah tubuhku
Banyak
kata yang tak mampu kuungkapkan
Kepada dirimu....
Aku
ingin engkau selalu
Hadir
dan temani aku disetiap langkah
Yang
meyakiniku kau tercipta untukku....
Tiba-tiba ia
menghentikan permainan gitarnya. Rayhan mulai mengingat pertemuannya dengan
Kayla. Sekarang perasaan Rayhan sedang berkecamuk ia sangat merasa bersalah.
“Kenapa gue buat dia
kaya gitu dasar bego.” Ucapnya menaruh gitarnya.
“Mestinya gue buat dia
tersenyum suport dia.” Ucapnya beranjak kekasur.
Rayhan memutuskan untuk
tidur namun saat sedang memejamkan matanya ia tak bisa menyingkirkan bayangan
Kayla mata indah yang sudah membuatnya terhanyut.
***
1 minggu berlalu Kayla
tak pernah ke Sekolah membuat Rayhan sangat khawatir ia berpikiran mungkin
terjadi sesuatu padanya. Rayhan menanyakan kabar Kayla pada Rini namun Rini
juga bingung harus menjawab apa. Tak lama langkah gontai memasuki ruangan,
sosok Kayla muncul dan membuat ekspresi wajah Rayhan tersenyum dan senyum itu
juga dibalas oleh Kayla sangat manis. Rayhan lalu membantu Kayla menuju
kursinya.
“Terima kasih.” Ucapnya
sembari duduk, “Barusannya lo baik ada apa nih apa lo mau ngerjain gue lagi.”
Ucap Kayla spontan membuat Rayhan terdiam.
“Segitu kejamnya yah
gue.”
“Enggak kok cuman
bercanda.”
“Lo mau nggak ikut sama
gue disuatu tempat.” Bujuknya, “Gue yakin lo bakalan seneng.” Ucapnya penuh
harap sembari berjongkok didepan Kayla.
“Kemana bentar lagi bel
masuk?”
“Udah, kali ini guru
enggak ada yang ngajar katanya ada rapat dadakan.”
“Lo anak baru jangan
sok tau deh.”
“Terserah yang pasti lo
ikut gue sekarang.” Ucap Rayhan menarik pergelangan tangan Kayla. Kayla tak
mengubris ia juga tak berniat melawan sebab ia merasa sangat lemas.
“Lo mau bawa dia
kemana?” Ucap Rini bingung.
“Udah gue pinjem teman
lo bentar.”
“Gue harap Rayhan bisa
buat Kayla semangat dan enggak putus asa.” Batin Rini.
***
Kayla tak melihat apa
pun matanya tertutup sapu tangan. Kayla pasrah dan percaya sepenuhnya pada
Rayhan. Entah apa yang sekarang dirasakan Kayla ia begitu nyaman berada didekat
Rayhan.
“Kita sudah sampai.”
“Iya tapi dimana?” Ucap
Kayla tak sabar, “Lo bawa gue kemana sih sebenarnya?”
“Udah lo nurut sekarang
gue bakalan buka tutup mata lo”.
Perlahan-lahan mata
Kayla terbuka ia mulai melihat apa yang ada disekitarnya. Danau yang begitu
indah serta ayunan yang tergantung disebuah pohon besar.
“Wauu... Cantik
banget.”
“Iya cantik aku enggak
tau aku begitu terhanyut pada sebuah tatapan indah.” Ucap Rayhan melirik.
“Maksudnya?”
“Lupakan mungkin lo
salah dengar.” Ucapnya lalu menarik pergelangan tangan Kayla.
“Sekarang lo duduk
disini gue ambil sesuatu dulu.” Ucapnya membantu Kayla duduk di ayunan.
Kemudian tak lama ia kembali dengan sebuah gitar. Rayhan mulai menyanyikan lagu
dari CJR-Jika Bisa Memilih.
Yang
ku punya apakah selamanya
Biar-biar
waktu yang menjawabnya
*Jika...
bisa... aku untuk memilih
Kuingin
apa yang ada begini tuk selamanya
Disetiap
cerita pasti ada akhirnya
Disetiap
suka ada duka
Apapun
yang kan terjadi
Ingat
kita pernah berada disini
Jangan
pernah lupakan kita
Semua
suka duka cerita bersama
Simpanlah
dihati....
Back
to *
Air mata Kayla tak
terbendung lagi entah mengapa laki-laki didepanya itu terlihat seperti Malaikat
yang dikirim Tuhan mengisi kekosongan yang tengah ia rasakan sekarang. Rayhan
yang melihat air yang begitu jernih mengalir dipipi gadis yang sudah mengisi
hatinya itu. Membuat Rayhan menghentikan permainan gitarnya dan didekatinya
Kayla lalu ia usap air mata itu dengan jemarinya.
“Kenapa lo nangis suara
gue jelek yah?” sembari mengusap air mata Kayla.
“Haaahaaha..... Enggak
suara lo bagus banget.” Ucap Kayla sedikit tertawa.
“Terus kenapa nangis?”
“Enggak terharu aja lo
romantis juga.”
“Kay gue punya sesuatu
buat lo.” Ucapnya menggenggam tangan Kayla.
“Apa?”
“Lo mau nggak jadi
pacar gue, kalau lo mau lo pake gelang ini tapi kalau nggak lo buang aja nggak
apa-apa.” Ucap Rayhan berlutut.
“Maaf Ray gue nggak
bisa gue itu penyakitan.” Ucapnya Berdiri lalu beranjak untuk pergi, namun
seketika tangan Rayhan menggenggam erat tangannya.
“Gue suka sama lo
Mikayla Kanaya gue enggak tau kapan rasa ini ada yang gue tau rasa ini indah.”
Teriaknya.
“Gue tau lo lagi sakit
tapi gue lebih sakit kalo lo nolak gue.” Bujuknya.
“Tapi gue nggak bisa.”
Kayla melepas tangan Rayhan dengan paksa dia berlari dan meninggalkan Rayhan,
“Gue nggak mau lo suka sama gue karena kasihan.” Batin Kayla.
Rayhan mengejar Kayla
ia takut terjadi hal yang tak diinginkan. Seketika hujan turun Kayla berlari
begitu cepat hingga ia tergelincir dan terjatuh diaspal. Kakinya tak bisa
digerakkan hingga Rayhan datang mengulurkan tangannya. Kayla tak bisa menolak
ia meraih tangan itu. Ditariknya Kayla untuk berdiri dan seketika dari arah
yang tak jauh dari mereka motor melaju dengan kecepatan tinggi. Rayhan yang
sadar akan hal itu mendorong Kayla dan membuat Rayhan terserempet motor. Pengendara
itu kabur Kayla histeris.
“Rayhannn...” Teriak
Kayla mendekat.
“Lo jangan takut gue
enggak apa-apa.” Nada rehan pelan ditambah derasnya hujan.
“Ray gue sebenarnya
juga suka sama lo gue mau jadi pacar lo tapi lo bangun.” Ucapnya sembari air matanya
mengalir. Rayhan tak menjawab ia hanya memberi senyuman.
“Lo lihat gue bakalan
pake gelang ini.” Ucap Kayla mengenakan gelang itu. Namun Rayhan sudah tak
sadarkan diri.
***
Sesampainya dirumah
sakit Rayhan langsung dibawah keruang operasi karena benturan keras
dikepalanya. Begitupun dengan Kayla ia sudah tak sadarkan diri dan dirinya juga
sudah diruang operasi. Dokter mengatakan bahwa ia telah menemukan pendonor yang
tepat untuknya. Operasi akhirnya berjalan lancar suatu kabar baik sekaligus
kabar buruk yang harus Kayla dengar. Saat Kayla sadar dia terus mencari Rayhan
menanyakan apa orang yang tengah ia harapkan itu baik-baik saja.
“Ayah... Kay kenapa
disini?” ucapnya ingin bangun, “Bukannya Kay tadi anterin Rayhan ke Rumah Sakit.”
Ucapnya menarik tangan ayahnya.
“Iya, Rayhan juga lagi
dioperasi sayang, dan ada kabar baik yang mesti kamu dengar.”
“Apa?”
“Kamu juga sudah
dioperasi, kita sudah temukan pendonor yang tepat, sekarang kamu sudah
benar-benar sahat.” Ucap ayah Kayla tersenyum dan ibu Kayla memeluk putrinya
dengan begitu erat sedangkan Kevin mengusap-usap kepala adiknya.
Tiba-tiba Rini masuk
keruangan perawatan Kayla dengan muka yang bingung seperti ada yang ingin ia
sampaikan. Ayah serta ibu juga Kevin mengerti akan hal itu membiarkan Rini dan
Kayla berdua.
“Kenapa Rin?” Ucapnya
lalu duduk yang tadinya ia baring dikasur.
“Ada surat dari Rayhan
buat lo.” Rini kemudian memberikan surat itu.
Kayla yang penasaran menerima
surat tersebut dari tangan Rini. Kayla kemudian membaca isi surat yang tengah
ia pegang.
Kayla,
nama indah yang selalu ada dipikiranku aku tak mengerti kapan rasa ini datang
menghampiri. Yang pasti, kala senja telah hilang aku juga akan membuktikan
bahwa cintaku tulus, luas bahkan tak berbatas. Aku selalu menyimpanmu dihati
walau aku harus isin kepadamu untuk pergi sebab aku tau kamu pasti tak
mengisinkanku pergi atau hanya aku yang kepedean. Haaahaa....
Jangan
menangis membaca surat ku sekarang kamu tersenyumlah sebab mengapa aku tau kamu
sudah mendapat pendonor yang tepat. Meski sekarang aku tak disampingmu kamu
harus tetap menjalani hidup sebagai mana mestinya. Kamu ingat kita bertemu tak
saling mengenal maka jika aku pergi tak sulit kan buat kamu untuk lupa. Aku
pergi Ratu Cengeng yang mesti kamu tau aku tak pernah mencari mu maka jangan
pula mencariku sebab cinta akan mempertemukan kita.
Rayhan,
untuk Kayla
Always,
I love you....... Kekasihku.
“Rayhannnn... Jangan
pergi!” Teriaknya.
“Itu surat terakhir
Rayhan dia udah meninggal dia bilang sama gue lo jangan kepemakamannya atau dia
akan teramat sedih.”
“Apa jangan-jangan yang
mendonorkan ginjalnya, Rayhan?”
“Bukan, Ginjal yang
ditubuh lo itu ginjal cewek, gue yang kasi tau Rayhan sebelum operasi kalau lo
udah dapat pendonor.” Jelas Rini, “Maaf Kay ada Rahasia yang nggak mesti lo tau
dan gue yakin cinta lo bakalan kembali.” Batin Rini kemudian ia memeluk Kayla
untuk menenangkan.
***
-2 Tahun kemudian-
Kayla sudah lulus SMA
dan Kuliah di Universitas yang selama ini dia impikan. Hari yang melelahkan
untuk Kayla ia duduk ditaman belakang kampusnya tiba-tiba saja hujan turun
dengan derasnya. Kayla mulai bernostalgia mengingat hujan yang mengantar
kekasihnya pergi meninggalkannya. Ia tak berniat berteduh sebab ia sudah
terlalu lama menunggu disela hujan ia selalu berharap Rayhan kembali walau itu
tak mungkin.
“Hujan.... kamu begitu
pintar mengundang ingatan yang susah terkubur walau yang selalu ada di ingatan
ia terlebih dulu terkubur.” Ucapnya merentangkan tangannya.
Tak lama lelaki
bertubuh tinggi namun ia menggunakan penutup wajah berupa masker perlahan-lahan
mendekati Kayla. Lelaki itu menghentikan ingatan Kayla seketika tentang Rayhan.
“Ngapain main
hujan-hujan, nanti kamu sakit.” Bisiknya ditelinga Kayla.
“Kamu siapa?” ucap
Kayla berbalik badan.
“Kamu tunggu sebentar
ada yang ingin aku ambilkan.” Ucap lelaki itu pergi dan kembali dengan sebuah
gitar. Kayla kemudian teringat dimana Rayhan melakukan hal yang sama.
Lelaki itu kemudian
menyanyikan lagu The Overtunes- Sayap pelindung. Alunan lagu dan gitar yang
seirama membuat Kayla tak berhenti takjub. Kayla merasa mengenal suara itu.
Selesai membawakan alunan lagu tersebut. Lelaki itu kemudian melepas masker
yang tadinya menutup wajahnya dan penantian itu sirna.
“Rayhan?” Ucapnya
langsung berlari memeluk Rayhan.
“Iya aku Rayhanendra
orang yang pernah ditolak cintanya.”
“Aku enggak mimpikan,
bukannya kamu udah meninggal.” Ucapnya melepas pelukan.
“Aku nggak pernah
mengatakan aku meninggal, aku cuman bilang aku pergi.” Jelasnya.
“Sebenarnya yang
mendonorkan ginjalnya itu aku dan kemudian orang tua ku membawaku ke Singapure
untuk pengobatan, aku enggak mau kamu marah jadi aku terpaksa buat surat dan
bilang sama Rini kalau aku meninggal, supaya kamu enggak tersiksa untuk
menunggu. dan aku juga takut kalau pada akhirnya aku memang benar meninggal itu
tak akan menyakitkanmu lagi.” Jelasnya kemudian menaruh gitarnya dan berlutut
didepan Kayla.
“Mikayla Kanaya dibawah
langit yang sama aku mengatakan mau kah kamu menjadi milikku?” Ucap Rayhan
sembari menggenggam kedua tangan Kayla.
“Enggak aku benci sama
kamu.” Ucap Kayla melepas genggaman Rayhan.
“Tapi kenapa kamu masih
menggunakan gelang itu? sudahlah kalau begitu aku pergi.” Ucapnya berdiri.
“Yaudah balik gih
sana.” Ucapnya masih dengan kekesalan.
Rayhan tak menjawab ia
membalikkan badan dan ingin melangkah pergi, namun seketika Kayla berlari dan
memeluknya dari belakang.
“Jangan pergi lagi aku
enggak mau tersiksa kembali.” Ucapnya meneteskan air mata.
“Aku tau kamu tak akan
membiarkanku untuk pergi.” Ucapnya melepas pelukan Kayla.
“Sekarang kamu jawab
mau atau nggak?” Ucapnya saat mereka sudah berhadapan.
“Aku
mau Rayhanendra, mau menjadi milikmu, sebab cintaku lebih kuat dari Rindu.”
*Selesai*
Biodata:
Mila Amalya Munir yang
kerap disapa Mila lahir didesa yang terletak di Kab. Soppeng, Sulawesi selatan
yakni Lewa-lewa 02 Agustus 1998. Ia lahir dari rahim seorang Ibu yang cantik
bernama Jamila serta memiliki seorang Ayah yang hebat bernama Munir, Mila merupakan
Anak pertama dari 3 bersaudara yakni Nirwana dan Rahmat Yusri. Ia merupakan
gadis penyuka Hujan serta warna Biru dan Hijau. Mila tengah menempu
pendidikan-nya sekarang di Universitas Muhammadiyah Makassar dengan mengambil
jurusan Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia. Hobby-nya gemar membaca baik Cerpen
maupun Novel ia juga suka dengan Puisi. Cerpen ini dibuat 16 Desember 2017 Terima
Kasih.